Penulis: Rahim Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Asal Sinjai |
OPINI - Pemilihan kepala daerah secara serentak akan digelar pada 27 November mendatang di seluruh penjuru tanah air khususnya pilbup dikabupaten sinjai menyambut pilkada sebagai mekanisme penyeleksian atau kesempatan rakyat memilih pemimpin berkualitas.serta memutuskan apa yang ingin pemerintah lakukan untuk mereka. Dalam debat pilkada merupakan momentum bagi masyarakat luas sinjai untuk menilai kandidat yang tepat untuk memimpin di Bumi Panrita Kitta kedepannya, Sejalan dengan hal tersebut, sebagai khususnya dari generasi muda yang biasa disebut “Gen-Z” atensi semua pihak yang terlibat untuk diingatkan dalam menghargai setiap perbedaan pilihan sebagai bentuk demokrasi yang sehat serta menghindari segala bentuk kekacauan dan mengobok obok emosi masyarakat seperti yang kita ketahui bersama pemerintah daerah merupakan kepanjangan tangan dari pemerintah pusat sehingga ujung tombak eksekusi berbagai kebijakan ada di daerah. namun dilain hal demokrasi di tanah air saat ini kami nilai belum dewasa dalam pola pikir politik warga Indonesia.
Demokrasi dan keadilan adalah hal yang diimpi- impikan setiap warga negara sebagaimana dua sisi uang yang dikait-kaitkan disetiap negara demokrasi yang dimana juga selalu dikait-kaitkan denganhak sipil yang dilindungi.Jljelas diatur Undang-undang Nomor 9 tahun 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat dimuka umum. Guna mengukur sejauh mana keberhasilan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Indeks Demokrasi Indonesia dalambeberapa tahun terakhir. Untuk menentukan pilihan tidak ada intimidasi atau paksaan sebagaimana pemilu hanya 5 tahunan sekali kerukunan warga dibangun puluhan tahun.
Diketahui pada Pilkada Sinjai 2024 ini terdapat empat paslon yang bertarung. Mereka adalah Muzayyin Arif-Andi Ihsan Hamid nomor urut 1, Hj Ratnawati-Andi Mahyanto Mazda nomor urut 2. Selanjutnya Hj Nursati-Lukman H Arsal nomor urut 3 dan Hj Andi Kartini Ottong-Muzakkir nomor urut 4.
Kepada masyarakat luas dan rakyat sinjai yang mayoritas dalam kondisi terbelakang dan tidak berpendidikan, dan memanipulasi perasaan publik jangan sampai menciptakan suasana yang tidak kondusif dan harmonis selama pilkada 2024, dari berbagai janji kandidat dan pura-pura merakyat, padahal hanya sebagai topeng belaka.
Pesan penulis terhadap 4 paslon kepala daerah yang sudah bertarung dan tancap gas tantangan yang dihadapi pemimpin yang terpilih nantinya mampu fokus menyelesaikan isu - isu kedaerahan yang dimana kebutuhan mendesak terutama terkait dengan kepentingan pemuda, mahasiswa dan perempuan sampai hari ini. misalnya bagaimana pemecahan masalah ketimpangan ekonomi dan lapangan kerja, pendidikan, kesehatan, perubahan iklim dan lingkungan, infrastruktur dan transportasi, serta kekerasan terhadap perempuan dan anak,oleh karena itu diharapkan bagi pemilih pemula untuk cerdas dan bijak dalam memberikan hak suara untuk calon pemimpin yang akan memimpin didaerah.berkaca pada yang sudah ada, memilih dengan mengandalkan intuisi dan emosional, masih banyak dilakukan oleh kebanyakan masyarakat.
Padahal memilih dengan memahami sesuatu dengan penalaran rasional dan intelektual, sangat penting untuk menentukan nasib bangsa ke depan. Karena sistem demokrasi seperti ini telah menjadi pilihan rakyat Indonesia. saat ini, rakyat yang berdaulat memilih pemimpin dan wakilnya sebagaimana merujuk pada asas hukum tersebut.
Salus Populi Suprema Lex menjadi dasar untuk menegakkan keselamatan rakyat yang yang menjadi hukum tertinggi.maka penting sekali pesta demokrasi pilkada: Independensi media harus dikedepankan, dengan demikian media turut memberi pendidikan politik serta mendewasakan masyarakat ke arah demokrasi subtansial melalui saluran Pilkada.
0 Comments